Realitas di Balik Gendam dan Hipnosis: Sebuah Tinjauan Kritis Bersama Coach Anwar
Dipublikasikan pada
29 Desember 2025
OPINI — Di tengah masyarakat yang mengagungkan modernitas, terdapat sebuah paradoks yang menggelitik: orang-orang mencibir praktik "gendam" sebagai takhayul klenik, namun di saat yang sama, mereka tanpa sadar "terhipnosis" menyerahkan data pribadi demi kuis media sosial atau terbuai diskon e-commerce. Fenomena ini mengaburkan batas antara hipnosis yang ilmiah dan gendam yang sering disalahartikan.
Di balik perdebatan antara mistis dan logis ini, praktisi hipnoterapi senior, Coach Anwar, hadir sebagai penengah. Sosoknya dikenal bukan sekadar sebagai praktisi, melainkan "penerjemah" yang mampu mengawinkan logika Barat dengan kearifan lokal.
Gendam: Komunikasi Ekstrem, Bukan Sihir Secara teknis, gendam sering dianggap ilmu hitam yang mampu mengubah manusia menjadi "zombi". Namun, jika ditelaah dengan kepala dingin, gendam sejatinya adalah bentuk komunikasi ekstrem yang memanfaatkan celah shock response manusia. Perbedaannya dengan hipnosis klinis hanya terletak pada terminologi; satu menggunakan istilah gelombang otak, sementara yang lain menggunakan rapalan atau mantra. Intinya tetap sama: membuat subjek berkata "iya" tanpa sempat berpikir kritis.
Coach Anwar menekankan bahwa gerbang masuknya pengaruh luar—baik hipnosis maupun gendam—adalah emosi yang tidak stabil. Masyarakat sering kali lebih nyaman menyalahkan kekuatan mistis daripada mengakui kelemahan pikiran, keserakahan, atau ketidaktelitian mereka sendiri.

Pendekatan Unik: Mematikan "Critical Area" dengan Tawa Dalam praktiknya, Coach Anwar memiliki pendekatan yang distingtif. Ia tidak tampil dengan atribut dukun, melainkan dengan gaya santai namun analitis. Senjata utamanya adalah humor. Ia meyakini bahwa membuat orang tertawa adalah cara tercepat untuk mematikan critical area (area kritis) di otak manusia, sehingga sugesti positif lebih mudah masuk.
Kepiawaiannya ini telah teruji dalam menangani ribuan klien dengan latar belakang beragam, mulai dari pejabat yang cemas kehilangan jabatan hingga masyarakat umum yang terjerat trauma tagihan pinjaman online (pinjol). Bagi Coach Anwar, hipnosis adalah "teknologi pikiran" yang bisa dipelajari oleh siapa saja, bukan sihir.
Plot Twist Pengembangan Diri Ada fenomena menarik di kalangan murid Coach Anwar. Banyak yang datang belajar hipnosis dengan niat ingin "menguasai" orang lain—seperti menepuk orang agar bayar utang—namun justru berakhir dengan "menguasai" diri sendiri. Ini menjadi plot twist terbesar dalam metode pengajarannya: kesadaran bahwa menagih utang dengan emosi (marah) adalah teknik yang tidak efektif secara neurosains.
Coach Anwar membuktikan bahwa hipnosis di tangan yang tepat dapat menjadi sesuatu yang logis sekaligus memiliki nuansa "magis" yang masuk akal. Ia mengubah persepsi sains yang kaku menjadi materi yang menarik dan tidak membosankan.
Bahaya "Gendam" yang Sebenarnya Pada akhirnya, narasi yang dibangun Coach Anwar menyimpulkan bahwa selama manusia memiliki otak dan sistem saraf, mereka bisa dipengaruhi. Bahaya terbesar bukanlah pada orang asing yang menepuk bahu, melainkan pada pikiran negatif diri sendiri.
Melalui ajarannya, Coach Anwar mengajak masyarakat berhenti takut pada gendam dan mulai mewaspadai "gendam" internal berupa pikiran negatif. Dengan kepakaran yang tepat, setiap individu sejatinya bisa "menghipnosis" nasib mereka sendiri agar menjadi lebih baik.
Terakhir diperbarui: 29 Desember 2025